Kendari (18/07/2019) suasana di Bea Cukai Kendari pagi ini terasa agak berbeda dari biasanya. Sejak pukul 09.00 WITA mulai berdatangan mahasiswa dengan seragam biru dongker bertuliskan “Komunitas Peradilan Semu”. Komunitas yang beranggotakan 20 mahasiswa fakultas hukum universitas Haluoleo tersebut berkunjung ke Bea Cukai Kendari dengan maksud mendapatkan pengetahuan tentang tindak pidana di bidang cukai.

Bertempat di Aula Bea Cukai Kendari, pihaknya mewadahi antusiasme mahasiswa dengan forum diskusi santai yang dipandu langsung oleh Dri Handoko selaku Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan. Acara dibuka dengan sambutan oleh Sardiyanto dan pengenalan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai secara umum melalui video pendek.

Kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan tentang cukai secara umum dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai oleh Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan Budi Riswanto.

“Cukai adalah pungutan yang dikenakan atas barang yang memiliki karakteristik tertentu yaitu konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya perlu diawasi, dan pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negative bagi masyarakat atau lingkungan hidup atau pemakaianya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan” pungkas Budi.

Acara dilanjutkan dengan mendiskusikan simulasi kasus pelanggaran di bidang cukai yang telah disiapkan sebelumnya. Diskusi dan pembahasan kasus berlangsung interaktif dan menarik dengan melakukan pembagian peran dan menkondisikan seolah sedang berlangsung sidang terkait pelanggaran tindak pidana cukai.

Kegiatan diakhiri dengan pemutaran video anti-korupsi sebagai budaya internalisasi di lingkungan Bea Cukai Kendari tentang nilai-nilai anti korupsi dan ditutup dengan foto bersama.